It’s a long day for me !
Tadinya aku pikir, tinggal bawa suratnya, ngasih ke
bagian fisioterapi trus duduk manis sambil nungguin namaku dipanggil. Ternyata eh
ternyata, prosesnya puaaaaanjang juga,..huaaaa…*cape -.-“ !*
Begitu tiba
di Rs, aku sama mama langsung nyari tante’nya mama yang kerja disana (
tujuannya biar prosesnya makin mudah, hehehe…*muke gratisan* :p ) begitu
ketemu, jelasin sedikit tentang kata-kata dokter sama nyerahin surat itu ke oma
( karena dia tantenya mama, jadi kupanggil oma’lah dia :D ) setelah itu, aku
sama mama tinggal ‘ngekor’ kemana oma jalan ( soalne oma yang tau selak beluk
Rs itu. )
Ruang
pertama : Rehabilitasi/fisioterapi !
Pertama kali masuk ke ruangan ini, jujur aja aku
langsung ngakak, hahaha…:)) pas ni mata jelalatan kiri kanan, ( berharap’nya sih
bertemu dokter muda yang guantengnya
kaya Lee Min Ho :p ) ternyata eh ternyata, seluruh ruangan justru dipenuhi sama
para manula, a.k.a oma2 sama opa2 wkwkwkwkwk…:p *nepok jidat*
Ternyata diriku sendiri pasien yang berusia muda
disitu, ( ampun dah, usia muda sakitnya versi orang lanjut usia. :p ) hahahaha…*lupakan
=.= !*
Diruangan ini, sekali lagi oma berperan penting dalam
hal tanya menanyai about prosesnya. Ngga lama setelah oma ngobrol sama perawat
disitu, tiba-tiba aku langsung disuruh masuk ke dalam.
Ruangannya
kecil, hanya ada 4 orang disana, yang dua sedang asik ngobrol, sementara yang
satu lagi sedang menjahit sesuatu pada sebuah mesin jahit ( kalo aku perhatikan
kayanya yang dia jahit itulah knee decker yang bakal someday aku kenakan ? )
dan yang satunya lagi yang ngobrol sama oma tadi.
Begitu aku duduk, yang sedang menjahit itu langsung
berhenti menjahit dan kemudian bertanya-tanya tentang apa dan kenapa sampai aku
bisa ‘terdampar’ diruangan mereka ? :p
Dibantu mama, aku pun menjelaskan dari ‘once a upon
a time’ aku sakit, sampe aku sembuh, sampai kemudian terjadi penyempitan saraf
itu, dan sampai akhirnya aku ‘terdampar’ di ruangan mereka dengan sepucuk surat
pengantar dari Dr. Djarot ! *rada bebusa mulutku saat menjelaskannya* hahahaha…:D
And than they say to me :
“ini tidak bisa langsung dibuatkan knee decker nya
begitu aja, kita harus melihat foto ronsen dari kakinya baru bisa membuatkan
knee decker yang sesuai dengan kebutuhan kakinya.”
Dalam
hati aku langsung say this : “proses lagi nih kayanya? Bakal panjang ni
perjalanan =.=! ”
“jadi, lebih baik lakukan foto ronsen dulu baru bawa
fotonya kesini, nanti setelah itu kita akan langsung membuatkan knee decker
yang sesuai.” Lanjut si perawat itu lagi.
“Tuh
kan, proses lagi dah…hahaha…,”
Kemudian setelah selesai dari ruang rehabilitasi/fisioterapi,
kami melanjutkan perjalanan ke ruangan selanjutnya.
Ruangan
kedua : Radiologi !
Diruangan ini seperti biasa, kami pertama-tama
disuruh menunggu dulu didepan sama oma, dan kemudian oma masuk dan berbincang
sebentar dengan perawat didalam ruang radiologi itu. dan setelah terlihat ‘kesepakatan’
dari raut wajah oma dan perawat itu, aku dan mama kemudian disuruh masuk untuk
langsung melakukan foto ronsen pada lututku.
Pas masuk, tiba-tiba aja aku kaya dibawa kembali ke
masa lalu, dimana sejak usia 1-7 tahun, foto ronsen adalah aktifitas rutin yang
selalu harus aku lewati. Maklum-maklum aja, sejak dokter mem’vonis ada masalah
dengan tulangku, bahwa tulangku tidaklah sekuat anak-anak biasanya, dan bahwa
aku memiliki penyakit yang disebut dengan kerapuhan tulang ( sejenis
osteoporosis juvenil idiopatik ) sejak saat itu juga, setiap kali terjadi patah
tulang pada bagian-bagian yang ada di tubuhku, aku harus melakukan foto ronsen
untuk melihat seberapa parah patahan yang terjadi pada tulangku.
Dan saat ini, ketika aku harus kembali menjalani
proses foto ronsen seperti dulu, ada sukacita yang luar biasa mengalir hebat
didalam hatiku ( senyum2 sendiri :p ). Untuk pertama kalinya didalam hidupku,
aku memasuki ruangan ini, bukan dalam keadaan patah tulang, tapi hanya karena
proses pembuatan knee decker itu. Bukan berarti penyempitan yang terjadi di
lututku tidak kalah penting dengan patah tulang dulu, akan tetapi jika anda
pernah berada pada posisiku dulu, dimana ketika anda menginjakkan kaki
diruangan itu hanya disaat anda mengalami patah tulang, dan pada akhirnya anda
bisa menginjak kembali ruangan yang sama namun dengan kondisi yang berbeda,
kondisi dimana aku masuk dengan keadaan ‘sehat’ ( tidak patah tulang )
melainkan hanya karena proses pembuatan knee decker, anda juga pasti bisa
bersuka karenanya, seperti yang saat ini sedang aku rasakan..hehehehe…*senang* J
So.., pemotretan BondFeet ( foto tulang kaki, hahaha…:p
) akhirnya selesai dengan baik, setelah itu oma menyuruh aku dan mama bergegas
pergi ke puskesmas untuk mengambil surat rujukan ( ini tujuannya untuk
meringankan biaya pengobatanku, maklum pengobatannya cukup mahal boo…:D ) jadi
selepas foto Pre’BondFeet itu, aku sama mama bergegas mengejar waktu untuk
membuat surat rujukan di puskesmas.
Didalam angkot, mama menelpon seseorang yang masih saudara
mama juga ( sodara mama banyak gunanya juga ternyata, hahaha…:p ) namanya k’uli
( I always call her like that J ) dan dengan bantuan k’uli akhirnya
surat rujukan itu bisa jadi saat itu juga ( meskipun saat itu aku sama mama
masih berada didalam angkot menuju ke puskesmas. ) dan ketika sampai di
tempatnya k’uli ternyata eh ternyata, masih ada satu problem juga sama
suratnya.
Surat rujukan yang ada ternyata ngga bisa dipake
langsung ke RS umum yang saat itu aku datangi, dan hanya pada beberapa RS dimanado
yang bisa. Dan nanti setelah ke RS yang menyediakan jasa layanan itu, baru akan
di kasih surat rujukan lagi buat ke RS umum dimana aku berobat. ( ribet banget
ngga tuh ? >.< )
Dan setelah surat yang dibuatkan oleh k’uli itu
berada ditangan kami, ternyata eh ternyata lagi, salah satu RS yang tertera di
surat rujukan itu, ternyata sudah menutup jasa layanan itu dikarenakan ada
masalah pada sistem pembayarannya, yang pada akhirnya mengharuskan aku sama
mama untuk membuat kembali surat rujukan baru untuk dipake berobat.
Dan karena saat kami tiba di puskesmas itu udah
siank banget, makanya dokter disana udah pulang, yaaaangg artinya ! aku sama
mama harus kembali lagi besok harinya untuk membuat surat baru, dengan nama RS
baru, dan tanda tangan sang dokter di puskesmas itu. ( cetar membahana bajai
dah ribetnya, =.=! )
Cape ? iya cape banget malah. Seharian berjalan
mengitari RS umum yang segede itu, bolak balik ruang fisioterapi dan radiologi.
Belum lagi mengejar waktu ditengah teriknya matahari demi pembuatan surat
rujukan di puskesmas, yang ternyata pada akhirnya harus kembali lagi besoknya
untuk membuat surat yang baru. My life
so awesome ! hahaha…:))
Namun, ditengah ‘kesesakan’ ( ce ile bahasanya
haha..) yang aku rasakan saat melewati proses demi proses kesembuhan yang
sedang terjadi didalam tubuhku, aku meyakini satu hal : bahwa ketika kita
menjalaninya dengan sukacita dan terus mengucap syukur , maka seberat apapun,
sesulit apapun keadaan dan tantangan yang ada didepan kita, kita pasti akan
dimampukan untuk dapat melewatinya. J
Jangan berhenti percaya, jangan berhenti berharap,
dan yang terlebih penting, jangan pernah lelah untuk mengucap syukur dan
senantiasa bersukacita untuk semua hal yang sudah, sedang, dan yang akan
terjadi kelak didalam kehidupan kita.
Karena apa yang terjadi didalam hidup kita, adalah
pemberian dari-Nya. Dan bagiku, apapun yang Tuhan beri, itu baik adanya bagiku.
J
Mungkin masih akan ada hari-hari kedepannya, dimana
aku harus bolak-balik lagi di RS itu, kepanasan, mungkin juga kehujanan ? I don’t
know what would happen next ? namun satu hal yang aku tahu pasti, disaat-saat
seperti itulah, Tuhan dekat denganku & selalu besertaku !
Dan sama seperti yang sudah Tuhan janjikan pada
Yosua, aku pun meng’imani janji-Nya itu didalam hidupku :
“…seperti
Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu…” *yosua 1:5b-6a*
Tetap kuat & teruslah mengucap syukur, that’s
the key J
No comments:
Post a Comment