Wednesday, November 7, 2012

Hari Pengucapan Syukur


   Hari Pengucapan Syukur
                                 (Tema: ‘Mari Jo Jaga Torang Pe Budaya’ )


Berbicara soal kebudayaan yang ada di Sulawesi Utara, tentu kita semua tahu ada begitu banyak kebudayaan yang ada di bumi nyiur melambai ini. Tentu saja selain kaya akan sumber daya alamnya, bumi nyiur kita ini juga sangat terkenal dengan beberapa kebudayaan yang beraneka ragam, yang  justru makin menambah indahnya kebersamaan di daerah yang terkenal dengan pantainya yang indah.

Kota yang terkenal dengan motto dari Dr. Sam Ratulangie “Si Tou Timou Tumou Tou”, artinya: “Manusia hidup untuk menghidupi (sesama) manusia”. Juga sangat terkenal dengan sifat toleransi yang sangat tinggi terhadap perbedaan keyakinan yang ada. Masyarakat di provinsi sulawesi utara mampu membuktikan bisa hidup rukun dan berdampingan diatas perbedaan beberapa golongan agama, diantaranya Kristen Protestan, Muslim, Khatolik, Kong Hu Chu, Budha, dan Hindu.

Ada beberapa kebudayaan di provinsi Sulawesi Utara yang sering dilakukan hampir sebagian besar masyarakat Sulut, yang diambil dari beberapa suku besar yang ada di manado. Antara lain, dari suku Minahasa, Sangihe/Talaud, dan Bolaang Mongondow. Ketiga suku  ini, sangat berperan penting dalam terciptanya kebudayaan-kebudayaan yang sering di lakukan di tanah nyiur ini. Dan salah satu kebudayaan yang sangat berpengaruh besar, atau bisa dibilang sangat dinantikan oleh semua orang manado adalah, Hari Pengucapan Syukur !

Yup, Hari Pengucapan Syukur atau dalam bahasa internasionalnya Thanks Giving Day , adalah hari dimana semua masyarakat mengucap syukur atas berkat yang sudah Tuhan berikan. Tradisi kebudayaan ini, merupakan tradisi dari masayarakat minahasa  yang biasanya dilakukan setelah panen untuk mensyukuri berkat Tuhan  yang telah mereka terima, terlebih lagi untuk hasil panen yang sudah mereka nikmati.

Hari Pengucapan Syukur biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali, dan biasanya dilakukan pada bulan Juli, pada hari minggu. Hampir semua rumah-rumah yang ada di daerah minahasa sekitarnya menyiapkan berbagaia macam hidangan untuk menyambut para tamu dari pusat kota dan kerabat-kerabat terdekat yang akan berkunjung.

Makanan yang wajib ada pada Hari Pengucapan syukur adalah Dodol dan *Nasi Jaha. 

                                                                       ( Dodol )



                                                                  ( *Nasi Jaha )


Semua rumah masyarakat di daerah minahasa pasti harus memiliki persediaan Dodol & *Nasi Jaha untuk dibagi-bagikan kepada semua tamu yang mampir ke rumah mereka. Dan hampir sebagian besar warga Sulut sangat menantikan Hari Pengucapan Syukur ini berlangsung. Selain menjadi ajang kumpul bersama teman dan keluarga besar, Hari Pengucapan Syukur juga menjadi hari dimana seluruh warga Sulut bisa mengesampingkan segala perbedaan yang ada, baik suku, ras, dan agama. Yang kemudian larut didalam kebersamaan yang tercipta pada Hari Pengucapan Syukur tersebut.

Sangat diharapkan, setiap kebudayaan yang ada di bumi nyiur melambai ini tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang mewarisinya saja. Melainkan dapat dinikmati semua kalangan, dan menjadi ajang untuk menyatukan semua warga Sulut dan mengajarkan semua orang untuk bisa mencintai kebudayaan-kebudayaan yang ada disekitar mereka.

Mari kita sama-sama melestarikan setiap kebudayaan yang ada didaerah kita masing-masing, saling mendukung dan membantu untuk melestarikan setiap kebudayaan yang ada, demi Sulut yang lebih baik tentunya.

*Nasi Jaha : adalah sejenis kue, yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan bumbu didalam sebuah bambu.


                                                                                                      By: Yanne Katrina

No comments:

Post a Comment