Hari Pengucapan Syukur
(Tema: ‘Mari Jo Jaga Torang Pe Budaya’ )
Berbicara soal kebudayaan yang ada di Sulawesi Utara,
tentu kita semua tahu ada begitu banyak kebudayaan yang ada di bumi nyiur
melambai ini. Tentu saja selain kaya akan sumber daya alamnya, bumi nyiur kita
ini juga sangat terkenal dengan beberapa kebudayaan yang beraneka ragam, yang justru makin menambah indahnya kebersamaan di
daerah yang terkenal dengan pantainya yang indah.
Kota yang terkenal dengan motto dari Dr. Sam
Ratulangie “Si Tou Timou Tumou Tou”, artinya: “Manusia hidup untuk
menghidupi (sesama) manusia”. Juga sangat terkenal
dengan sifat toleransi yang sangat tinggi terhadap perbedaan keyakinan yang
ada. Masyarakat di provinsi sulawesi utara mampu membuktikan bisa hidup rukun
dan berdampingan diatas perbedaan beberapa golongan agama, diantaranya Kristen
Protestan, Muslim, Khatolik, Kong Hu Chu, Budha, dan Hindu.
Ada beberapa
kebudayaan di provinsi Sulawesi Utara yang sering dilakukan hampir sebagian
besar masyarakat Sulut, yang diambil dari beberapa suku besar yang ada di
manado. Antara lain, dari suku Minahasa, Sangihe/Talaud, dan Bolaang Mongondow.
Ketiga suku ini, sangat berperan penting
dalam terciptanya kebudayaan-kebudayaan yang sering di lakukan di tanah nyiur
ini. Dan salah satu kebudayaan yang sangat berpengaruh besar, atau bisa
dibilang sangat dinantikan oleh semua orang manado adalah, Hari Pengucapan
Syukur !
Yup,
Hari Pengucapan Syukur atau dalam bahasa internasionalnya Thanks Giving Day ,
adalah hari dimana semua masyarakat mengucap syukur atas berkat yang sudah
Tuhan berikan. Tradisi kebudayaan ini, merupakan tradisi dari masayarakat
minahasa yang biasanya dilakukan setelah
panen untuk mensyukuri berkat Tuhan yang
telah mereka terima, terlebih lagi untuk hasil panen yang sudah mereka nikmati.
Hari
Pengucapan Syukur biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali, dan biasanya
dilakukan pada bulan Juli, pada hari minggu. Hampir semua rumah-rumah yang ada
di daerah minahasa sekitarnya menyiapkan berbagaia macam hidangan untuk
menyambut para tamu dari pusat kota dan kerabat-kerabat terdekat yang akan
berkunjung.
Makanan
yang wajib ada pada Hari Pengucapan syukur adalah Dodol dan *Nasi Jaha.
( *Nasi Jaha )
Semua rumah
masyarakat di daerah minahasa pasti harus memiliki persediaan Dodol & *Nasi
Jaha untuk dibagi-bagikan kepada semua tamu yang mampir ke rumah mereka. Dan hampir
sebagian besar warga Sulut sangat menantikan Hari Pengucapan Syukur ini
berlangsung. Selain menjadi ajang kumpul bersama teman dan keluarga besar, Hari
Pengucapan Syukur juga menjadi hari dimana seluruh warga Sulut bisa
mengesampingkan segala perbedaan yang ada, baik suku, ras, dan agama. Yang kemudian
larut didalam kebersamaan yang tercipta pada Hari Pengucapan Syukur tersebut.
Sangat
diharapkan, setiap kebudayaan yang ada di bumi nyiur melambai ini tidak hanya
bisa dinikmati oleh masyarakat yang mewarisinya saja. Melainkan dapat dinikmati
semua kalangan, dan menjadi ajang untuk menyatukan semua warga Sulut dan
mengajarkan semua orang untuk bisa mencintai kebudayaan-kebudayaan yang ada
disekitar mereka.
Mari kita
sama-sama melestarikan setiap kebudayaan yang ada didaerah kita masing-masing,
saling mendukung dan membantu untuk melestarikan setiap kebudayaan yang ada,
demi Sulut yang lebih baik tentunya.
*Nasi
Jaha : adalah sejenis kue, yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan
bumbu didalam sebuah bambu.
By: Yanne Katrina
No comments:
Post a Comment