Saat menuliskan
diary ini, aku sadar kalau ini menjadi satu bukti otentik. Kalau aku
benar-benar kesepian….:(
Aku punya sahabat, tapi dia sibuk dengan kerjaan dan pacar. Aku punya
kaka perempuan, tapi dia juga sibuk sama keluarga kecilnya. Sedangkan mama
tinggal di rumah yang berbeda dengan papa.
meskipun mereka ngga
lagi berantem, cuman memang papa kerjanya jauh dari rumah. Jadi gitu deh,
banyakan nginap di rumah sodara. Paling weekend baru pulang ke rumah. Sedangkan
aku? Aku udah kaya burung guys, tinggalnya ngga nentu…, kadang-kadang sama
papa, kadang-kadang nginap ditempat kakak…kalau di tempatnya mama, aku belum
siap pulang.
Masalahnya sih masih
sama, aku masih sakit hati karena tahun kemarin sempat ada masalah yang bikin
aku harus angkat kaki dari rumah itu. awalnya aku dah bersumpah ngga bakal
balik lagi kesana. tapi setelah damai sama yang bersangkutan, aku justru
dipaksa pulang sekarang. Memang masalahnya udah selesai, tapi aku merasa jauh
lebih baik saat ngga tinggal dirumah itu lagi.
Entahlah, selama
23tahun aku tinggal disana, yang ada hidupku selalu tertekan, aku bahkan tidak
bisa bernafas lega saat mereka mulai saling tuding. Aku bahkan takut untuk
mengutarakan apapun, apapun yang aku anggap benar sekalipun. Semua karena
pertikaian akan mudah sekali terjadi dalam rumah itu, hanya karena salah
ngomong sekalipun.
Setengah tahun lebih
aku merasakan hidup bebas tanpa tekanan, dan pertengkaran-pertengkaran yang
membuatku muak ! tapi disisi lain, aku juga merasa sangat kesepian. Keluargaku,
tidak lagi terlihat seperi sebuah keluarga yang utuh, meskipun kami sebenarnya
baik-baik saja. Aku tinggal ditempat yang berbeda, papaku juga sama, tidak
tinggal bersama dengan mama.
Inikah keluarga…?
satu-satunya cara agar keluargaku bisa kembali bersama adalah dengan aku
kembali pulang dan tinggal di rumah itu lagi. Tapi entahlah.., rasa sakit itu
masih ada bahkan mungkin belum sembuh? Aku mungkin memaafkan mereka, tapi ini
terasa sangat sulit bagiku untuk melupakan semua penghinaan yang mereka tujukan
padaku waktu itu. aku tahu ini salah, tapi aku benar-benar tidak bisa….
Jujur…, aku takut. Aku
sangat ketakutan, bahkan saat aku hanya memikirkan untuk kembali tinggal
dirumah itu, rasanya nafasku sesak. Aku benar-benar takut….
Tapi untuk
mengutarakan hal itu pun, aku tidak memiliki siapapun utuk berbagi. Orang-orang
terdekatku terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mereka bahkan
memaksa dan terus membujukku untuk kembali lagi kerumah itu. saat mereka
melakukan hal itu, ingin sekali aku berteriak “ HEII…, AKU BENAR-BENAR TAKUT
!!!” tapi bibirku selalu saja terkatup bisu melihat betapa inginnya mereka
membawaku pulang. ( bahkan sahabat terbaikku pun, yang aku pikir akan mengerti
perasaanku. Ternyata justru memintaku untuk kembali pulang…hahaha…:’( )
Terlebih mama, biar
bagaimanapun keinginan terbesarnya adalah tetap bisa melihatku ada sisisinya,
tidak seperti saat ini. Tinggal berpindah-pindah tanpa menetap. Tapi entahlah…,
aku benar-benar bingung?
Kalau aku kembali,
maka aku benar-benar harus menyiapkan diri untuk hal yang paling buruk. Aku harus
belajar untuk menjadi seseorang yang sama sekali tidak peduli dengan apapun
yang akan terjadi didalam rumah itu kelak. Kalau perlu, aku rela menjadi tuli
setiap kali mereka bertengkar, agar aku tidak bisa mendengar dan tahu apapun
yang sedang mereka pertengkarkan.?
Ha…, entahlah…,
kalau memang ini bisa membuat mereka bahagia. ya wess…, apa boleh buat? Semoga aja
mereka udah pada insaf? Huuu…, I hope so…
No comments:
Post a Comment