Tidak ada lagi impian yang indah itu, semuanya sudah tersapu bersih pahitnya kenyataan hidup. Tidak ada lagi semangat untuk megejar dan meraih, semuanya terasa semakin menyakitkan dan sia-sia. Ingin rasanya aku berdiri untuk menantang dunia yang semakin keras menghajarku, tapi apa yang bisa aku lakukan ? untuk menangispun aku tak mampu lagi.

Keiklasan untuk menerima dan menjalani adalah satu-satunya pilihan terakhir yang bisa aku ambil. tapi aku hanya seorang gadis biasa yang juga mempunyai rasa takut, aku takut menghadapi kenyataan terbesar tentang keadaanku sendiri, aku lelah terus berpura-pura kalau aku baik-baik saja sementara pada kenyataanya aku sedang tidak baik-baik saja. Aku sakit, bahkan sangat kesakitan menanggung semua ini. Ingin rasanya aku berlari kepangkuan ibuku dan menangis menceritakan semua yang kurasa, bagaimana ketakutanku, bagaimana rasa sakit ini terus melemahkanku, juga bagaimana gemetarnya aku menanti waktu membawa penyakit ini menghancurkan hidupku. Tapi aku tak bisa, setiap kali aku ingin melakukan hal itu langkahku sepertinya terhenti ketika aku sadar bahwa mungkin hal itu akan menghancurkan semua senyumnya, dan harga itu terlalu mahal untuk aku bayar hanya untuk sebuah ketenangan sesaatku.

Aku sungguh tidak kuat, tetapi kenyataan menuntutku untuk tetap kuat. Dunia sudah mengambil terlalu banyak dari apa yang aku punya dan membuatku kehilangan bahagiaku, tapi justru dari situlah aku belajar untuk tidak mengambil dari siapapun apalagi mengambil sebuah senyuman yang menjadi satu-satunya kekuatanku.

Aku hanya bisa menyimpan semua rasa takut ini untuk diriku sendiri, aku tau ini bukan sesuatu yang membahagiakan untukku bagi dengan siapapun, karena itu aku akan mendekapnya erat sampai semuanya berlalu dan aku menemukan ketenanganku.
Terkadang , disetiap aku membuka mataku dan menemukan bahwa mentari masih bersinar, aku selalu merasa masih memiliki harapan untuk membuat mimpi-mimpiku menjadi nyata, tetapi semuanya akan pudar ketika rasa sakit itu mulai menguasai tubuhku. Aku mulai merasa takut, sedih dan kehilangan impian-impian yang indah itu, kemudian aku akan tenggelam didalam duniaku sendiri.

Mungkin bukan rasa sakit ini yang membuat aku hancur, tapi kenyataan bahwa aku sama sekali tak bisa dan mungkin tak akan pernah bisa untuk membahagiakan dan memberikan sesuatu yang layak untuk keluargaku lah yang membuatku begitu terluka dan sakit, jauh lebih sakit dari rasa sakit akibat penyakitku.

Aku sama sekali tidak pernah tau dan memahami takaran kebahagiaan yang sesungguhnya dapat membuat seseorang bahagia, yang aku tau hanyalah, aku akan tersenyum bahagia ketika orang-orang yang aku sayangi tertawa ceria. Dan ukuran itulah yang membuatku tetap kuat menyimpan semua sakit dan rasa takutku hanya untuk diriku sendiri. Karena aku tau, itu bukan sesuatu yang akan membuat mereka tersenyum bahagia.
Dan didalam hidup ini, aku selalu kehilangan bahagiaku, tapi semuanya bisa aku temukan kembali di dalam senyuman orang-orang yang aku sayang, karena disitulah letak kebahagiaan dan juga kekuatanku. Karena itulah, aku tidak mau dan tidak akan kehilangan semua itu hanya untuk sebuah keluhan kecilku tentang rasa sakit.