“ Lalu
TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah
mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari
rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
(
Kejadian 2:21-24 )
Pernikahan….,
Sesuatu yang sakral dan tentu saja menjadi impian
setiap manusia yang memuja cinta. Ada yang menanti seumur hidupnya untuk
menemukan cinta, tapi ada juga yang dengan begitu mudahnya menemukan cinta
tanpa sebuah rintangan yang berarti.
Pertanyaannya, apa yang bisa membedakannya ? nasib ? cara menjalani ?
atau mungkin memang dari kita sendiri yang memilih untuk segera atau menundanya
?
Mungkin benar hal itu datang dari pilihan kita
masing-masing, atau mungkin juga ada permainan nasib, The Lucky or UnLucky ?
I don’t know ? for me, Its always been a mystery ?
Selama
ini, didalam perjalananku yang panjang untuk menemukan seseorang yang special,
banyak hal yang telah aku jumpai tentang cara sebagian orang untuk menjalani
hubungan pernikahan mereka. Yang pada akhirnya membuat aku mempertimbangkan
segala sesuatunya sebelum memutuskan untuk berkata “YA” pada seseorang. Bukan
karena aku menginginkan seseorang yang sempurna, NO ! tapi agar kelak aku bisa
menjadi seseorang yang bisa mengerti dan memahami pasanganku dikarenakan
pengalaman dari orang-orang terdekatku itu. atau dengan kata lain, mengambil
pelajaran penting dari yang sudah lebih dahulu menjalani sebuah pernikahan.
Kesalahan-kesalahan
yang terjadi ketika membangun sebuah rumah tangga pada sebagian orang yang aku
kenal, membuatku terus menerus mempertanyakan kekuatan cinta mula-mula yang
telah mendorong mereka untuk bersama ? jika awalnya begitu yakin, lalu kenapa
harus terjadi sebuah perpisahan ?
Ada
beberapa faktor yang aku pikir ( menurutku ya, tau
yang lain haha :p ) sangat berperan penting dalam membangun sebuah rumah
tangga, namun dilupakan ( atau mungkin
dikesampingan ? ) hanya karena terdorong perasaan cinta yang maunya
untuk segera hidup bersama. Yang tanpa disadari, faktor-faktor ini lah yang
justru berperan penting ketika rumah tangga itu mulai dijalani.
1.
Melibatkan ALLAH dalam setiap hubungan!
Pernah dengar ungkapan seperti ini : “Kalo pacaran, dunia serasa milik berdua. Yang lainnya
ngontrak !” ironisnya,
bahkan ALLAH yang menciptakan dunia pun tidak di bawa masuk kedalam hubungan
yang sedang mereka jalani karena teralu asik dengan romansa yang tengah melanda
! *ce ile bahasanya wkwkwk* atau kata
lainnya sang ‘pencipta & pemilik’ dunia pun berasa kaya ngontrak juga. Sama
sekali ngga pernah dimintai pendapat tentang pasangan yang tengah dekat dengan
mereka. Kalaupun doa, yang ada doanya jadi kaya gini ni..: “…ya
Tuhan…, kalo dia jodohku persatukanlah kami.., tapi…kalo dia bukan jodohku maka
buatlah dia menjadi jodohku…amiiin” udah gitu doanya ditujukan
untuk pacar orang lain pula !…jiaaahhh
=.=’…#parah…hahaha….( kalo aku nyebutnya
sebagai doa : *jadilah kehendakku sendiri*..hahaha
:p )
#intinya, libatkanlah ALLAH dalam setiap
hubungan yang sedang kita jalani, doa dengan sungguh, minta Roh Kudus untuk
menuntunmu dalam menilai calon pasanganmu itu. jangan pernah memaksakan
kehendakmu sendiri hanya karena terlanjur sayang. Jika memang dia bukan yang
terbaik, minta Tuhan untuk menunjukannya.
Masih pada ingatkan kisah Ishak & Ribka ?
bagaimana Tuhan membantu hamba abraham untuk menunjukan istri yang tepat bagi Ishak
? saat itu pada awalnya hamba yang di utus abraham sempat ragu dan bingung
bagaimana menemukan wanita yang benar untuk Ishak ? inilah yang di lakukan oleh
hamba abraham itu : Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah
tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah
kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham.” ( Kejadian 24:12)
Yuup…, dengan berani hamba itu meminta petunjuk dari
Tuhan ( karena ketidaktauannya. ) dan hamba
itu pun menerima jawaban dari Tuhan dengan datangnya Ribka sambil memberikannya
minum, persis seperti tanda yang hamba itu minta dari Tuhan . “Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri
untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak.”
( Kejadian
24:13-21 )
Sama seperti yang dilakukan hamba abraham itu,
kiranya kita yang saat ini sedang mencari atau bahkan yang saat ini sedang
menjalani hubungan dengan seseorang, mau melibatkan ALLAH dan meminta petunjuk
dari-Nya.
karena sama seperti hamba abraham itu, yang dalam
ketidaktauannya dengan berani datang meminta petunjuk dari Tuhan, kita pun
tidak tau siapa yang terbaik untuk kita kalau kita tidak meminta petunjuk dari
ALLAH.
Remember, GOD save you for someone better !
Jadi, jangan pernah lupa untuk melibatkan ALLAH dalam setiap hubungan yang
akan, sedang, dan mungkin yang kelak akan kita jalani. J
2.
Kejujuran & Kebohongan!
Sudah kah kamu jujur terhadap pasanganmu saat ini ?
Nah ! pertanyaan penting tuch, kudu dijawab, jangan
cuman bisa garuk-garuk kepala sambil gigit bibir bawah trus bilang “hmm…,
gimana ya..???” sambil menampakkan wajah pura-pura bego ! hahaha…
Dari pengamatanku selama ini, entah itu dari teman
atau keluarga terdekat yang sudah terlebih dahulu menjalani kehidupan berumah
tangga, hal yang paling sering mendatangkan kesalah pahaman bahkan pertengkaran
hebat adalah, karena tidak bersikap jujur terhadap pasangan dan membagi
kebohongan menjadi dua bagian, yaitu : Kebohongan besar & Kebohongan kecil ! yang terinspirasi
dari sikap membiasakan diri dengan Dosa besar & Dosa kecil !
( aku nyebutnya, KOMPROMI SAMA DOSA ! dosa ya dosa ngga ada ukurannya, mang baju ? :p )
Kejujuran itu bagiku adalah sikap yang harus dilatih , bukan pilihan
! karena jika kejujuran adalah sebuah pilihan, maka pilihan itu sewaktu-waktu
dapat berubah pada sebuah kebohongan, orang memilih karena disitu ada dua
pilihan kan ? memiih karena ada beberapa pilihan, makanya disebut memilih !
Berbeda dengan melatih sikap, melatih berarti hanya ada satu
tujuan untuk diraih. Yaitu berhasil menguasai sesuatu yang sedang kita latih,
jadi jika kita melatih diri kita untuk jujur pada hal terkecil sekalipun, maka
pada saat kita dihadapkan pada pilihan untuk jujur atau berbohong, disaat
itulah kita dapat menggunakan keahlian kita untuk : Terus berkata jujur !
Kebanyakan anak-anak muda jaman sekarang, karena
ingin membentuk image anak baik-baik dimata pasangannya, mereka memilih untuk
berbohong. Pas sms’an sama pacar ditanya: “ yank,
lagi ngapain?” -dibales- “baru pulang dari youth sayang” padahal di tangan
masih megang belanjaan hahaha…:p
#Jangan pernah menganggap kebohongan
kecil tidak dapat menimbulkan masalah yang besar, kar’na jika kita membiasakan
diri untuk berbohong dengan anggapan “ toh ini bukan hal yang besar, jadi ngga apa2 kalo ngga
jujur!” kebohongan tetaplah
kebohongan ( Dosa ) dan untuk menutupi
kebohongan kecil, maka mereka akhirnya harus membuat sebuah kebohongan yang
jauh lebih besar ! ( ini nich yang bikin seneng
si iblis ! )
Jika gebetan, pacar, atau suami/istri kita
nelpon/sms nanya tentang keadaan kita, apa yang sedang terjadi, atau apa yang
sedang kita lakukan, jawablah dengan jujur ! latih diri kita untuk jujur pada
pasangan kita dalam hal terkecil sekalipun, meski mereka ngga liat apa yang
sedang kita lakukan. Mau kita lagi kerja, makan, tidur, nonton, atau bahkan
sedang main sama Toke’ sekalipun, kita harus tetap jujur mengatakannya !
Jangan lagi nonton, bilangnya lagi baca Alkitab,
lagi nyanyi K-Pop bilangnya lagi dengerin TW hahaha…ngga boleh gitu coy…yang ada pas kalian udah jadi suami istri
pasanganmu bakal kaget, “WAH ! ternyata istri/suami ku aslinya ngga seperti waktu
pacaran dulu, ternayata dulu cuman “iklan” doank !” hahahaha…..
Ingatlah satu hal, Tuhan sangat mengasihi semua
umat-Nya yang mau bersikap jujur ! tidak perlu takut untuk tidak bisa berkata
jujur, teruslah bersandar pada-Nya,
minta hikmat untuk bisa berani berkata jujur, karena Tuhan lah yang memberikan
hikmat.
seperti yang tertulis didalam kitab Amsal 2:7-10:
“ Ia
menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang
tidak bercela lakunya,
sambil
menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
Maka
engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap
jalan yang baik.
Karena
hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu.”
3.
Kepercayaan, Pengampunan & Komitmen !
Percayakah kita pada
pasangan kita… ?
Jika iya, bagus. Jika tidak, kenapa ? apa yang
membuat kita tidak memiliki kepercayaan sepenuhnya pada pasangan kita ?
Hal ini sebenarnya masih berkaitan dengan point
sebelumnya tentang kejujuran dan kebohongan. Sekali kita kedapatan bohong, maka
disaat itu juga kepercayaan pasangan terhadap kita pasti langsung hilang. Bener
kan ?
Jadi, jika dari awal kita tidak memulai dengan
kejujuran tetapi dengan sebuah kebohongan, maka hubungan yang kita jalani hanya
akan diisi dengan rasa curiga dan saling tidak percaya terhadap pasangan
masing-masing. Lalu apa yang bisa diharapkan dari sebuah hubungan yang tidak
memiliki rasa saling percaya satu sama lain ?
Belum lama ini, aku menjadi pendengar ‘setia’ dari
curahan hati salah seorang kenalanku. Hampir setiap malam dia cerita bagaimana
dia begitu terluka akibat perselingkuhan yang suaminya lakukan. Parahnya ,
bukannya belajar untuk mengampuni suaminya, dia justru membalas perlakuan suaminya
itu dengan berselingkuh juga.
Suaminya mengetahui perbuatannya, mereka pun bukan
hanya saling adu mulut tapi udah naik level jadi adu kaki sama tangan a.k.a Karate Couple !
Tapi karena ngakunya masih cinta ( kekuatan cinta mang dahsyat yaa !dari sayang2an – jotos2an – balik lagi sayang2an, hedeehh
-.-“ ) mereka memutuskan untuk saling memaafkan, tapiiii tidak melupakan
!
Dihadapan keluarganya, mereka terlihat baik-baik
saja, tapi setiap kali ada beda pendapat sedikit saja, satu-satu udah mulai ngungkit
tentang perselingkuhan itu. Kenalanku ini, dengan jujur bilang padaku kalau dia
masih sangat menyayangi suaminya, tapi dia tidak bisa mengampuni dan
mempercayai suaminya lagi. ( mungkin suaminya juga
begitu kali ??? ). Rasa saling percaya diantara mereka udah ‘hancur’,
dan itu yang membuat mereka saling mencurigai satu sama lain.
T’rus aku tanya, kalo masih saling mencintai tapi
tidak bisa mengampuni dan melupakan kesalahan masing-masing , apa kamu mau
hidup selamanya sampai tua dengan suamimu tapi dengan keadaan seperti ini ( berantem terus ) ?
Jalan terbaik ( satu-satunya ) untuk menuju pada
sebuah pemulihan diri dan hubungan pernikahan adalah dengan mengampuni.
#Berani buat keputusan, ambil tindakan
untuk memulai lagi dari awal, toh selalu ada tawa setiap kali duka berlalu ? *ampuuung bahasa na #tampar pipi sendiri, prook..wkwkwk*
Sukacita akan selalu mengalir didalam hati yang
mengampuni ! percaya atau tidak, itulah kebenarannya ! jika pasangan kita
berbuat salah, besarkan hati untuk mengampuni ( jangan
malah membalas hal yang sama ya…No..No..No !!! ) minta Roh Kudus untuk
membantu kita agar bisa mengampuni dengan tulus.
Tidak mudah memang tapi bukan berarti itu mustahil
kan ? seperti yang tertulis didalam kitab Lukas 6:37 :
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan
dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum;
ampunilah dan kamu akan diampuni.”
Jangan pernah mengatakan kita menyesal karena telah
memilih dia sebagai pasangan hidup kita. Tidak ! sebaliknya kita harus
bertanggung jawab dengan pilihan yang
sudah kita buat untuk hidup bersama. Jika
didalam hubungan itu terjadi kesalahan, maka perbaikilah sama-sama.
Ingat kembali komitmen yang telah kita buat
dihadapan Tuhan untuk selalu sama-sama, baik susah atau pun senang, sehat atau
pun sakit !
Cinta mungkin mudah terkikis oleh perasaan sesaat,
goda’an, jarak, bahkan waktu. Tapi komitmen lah yang mengikat cinta itu sendiri
agar tetap bertahan.
Ingat kembali komitmen awal yang kita buat untuk
rumah tangga itu sendiri, dan jangan pernah sekalipun kita berkata menyesal
atas pilihan yang kita buat, karena memilih bukan lah hal yang sulit, tapi
bertahan pada pilihan itulah yang tidak mudah untuk dilakukan.
Hubungan yang baik adalah hubungan dimana ada ALLAH
yang terlibat didalamnya, yang didasari kejujuran, yang didirikan dengan
kepercayaan terhadap satu sama lain, selalu memiliki hati yang mengampuni, dan
tentu saja yang terus menerus menjadikan komitmen awal sebagai arah pulang
ketika waktu mulai mengikis rasa yang ada.
Buat yang saat ini tengah mengalami masalah didalam
pernikahannya, jangan pernah menyerah apalagi menyesali semuanya. Tetap jalani
semuanya dengan iman dan terus meminta pemulihan terjadi didalam pernikahannya.
Ingat selalu komitmen awal pernikahannya.
Dan buat yang masi jomblo a.k.a single, terus berdoa, terus libatkan ALLAH
dalam setiap hubungan yang akan kalian jalani, dan jangan pernah merasa lelah
untuk menemukan pasangan yang terbaik untuk kita.
Karena Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk
anak-anak-Nya yang mau datang meminta. Kita hanya perlu menemukannya ! karena
Dia sudah menyiapkan, terus berdoa dan minta petunjuk, maka Tuhan sendirilah
yang akan menuntun kita pada pilihan-Nya yang terbaik.
So…, I just wanna say : keep pray, pray, and more
pray until GOD answer your prayer ! J
“ Sebab
pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga
keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu.
Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
~Markus 10:6-7~