Thursday, July 5, 2012

SEPATUKU !


    Kebebasan dari sebuah kesehatan, ternyata benar-benar lebih berharga dari apapun juga. Hal itu baru bener-bener bisa aku ngerti pas kemarin ‘tumbang’ and pure ngga bisa keluar rumah sama sekali.
    Rasanya kemarin aku hampir gila gara-gara tu penyakit. sempat takut juga kalau itu bakal bikin aku stay @home all the time, for the rest of my life…hahahaha…..
    Setelah menanti kesembuhan selama 20 tahun untuk bisa jalan dengan kakiku, tiba-tiba aja, sekitar 3 bulan yang lalu. Aku mulai merasa sakit dilutut kiriku setiap kali berjalan, sebelumnya pergelangan kaki kiriku juga sering bengkak.
    Tadinya aku pikir itu normal, mungkin itu akibat terlalu banyak jalan or berdiri. Kemudian setelah jalan satu bulan, rasa sakit itu bukannya hilang. Tapi justru makin parah. Hal itu pun ngga bikin aku curiga sama sekali, karena aku pikir itu masih dikarenakan aktifitas berjalan kaki yang berlebihan.
    Maklum, saat itu aku lebih banyak keluar rumah karena mengikuti sebuah training perusahaan asuransi selama 4 hari berturut-turut yang mengharuskanku pulang malem. Jadi aku pikir kakiku hanya kena udara yang dingin, jadinya sering sakit.
     Tapi makin lama rasanya makin sakit, jujur saja aku itu bukan orang yang mudah mengeluh karena rasa sakit seperti itu. jadi, emak aku tahu bener, kalau aku dah ngomong sakit. Itu artinya beneran ngga bisa ditahan lagi. ( sumpah, sakitnya luar biasa ciiiin…=,=’’ ).
     Awalnya rasa sakit itu hanya terasa saat aku berjalan, tapi kemudian, rasa sakit itu mulai menyerang saat aku tidur. Aku bisa tiba-tiba terbangun ditengah malam dan menangis menahan rasa sakit dilututku itu. bukan hanya ditengah malam saja, tapi saat pagi haripun rasa sakit itu selalu menyerang. Dan ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.
    Kalau dilihat dari sejarah penyakitku dulu yang keseringan mengalami patah tulang, bonyokku pikir ini rasa sakit akibat cuaca yang dingin yang menyerang bekas patahan tulang dikakiku sebelumnya. Bukankah hal biasa kalau tulang yang pernah mengalami patahan, akan terasa sakit atau ngilu saat cuaca dingin?
     Tapi ini berbeda, rasa sakit itu tidak berasal dari tulang kakiku. Rasa sakit itu seperti berasal dari urat, otot, atau saraf yang ada dikakiku? Entahlah….
     Jalan dua bulan, aku hanya minum obat penghilang rasa sakit plus vitamin tulang yang aku minta dari kakak. Tapi sama sekali ngga ada perubahan. Aku masih merasa sakit saat berjalan, saat malam, dan saat bangun pagi. Dan karena hal itu, aku juga ngga bisa nerusin jadi agent asuransi, padahal kode agentku udah keluar. ( ini bagian yang paling menyedihkan dari semuanya, hiks…hiks… (!_!) )
     Akhirnya kakak nyuruh aku untuk nginap dirumahnya, biar dia bisa bawa aku ke dokter. Tapi bukannya bersemangat untuk berobat, saat itu aku justru takut buat ketemu sama tuch dokter dan membatalkan janji temu yang pertama, hahahaha….( aku keren kan ? Hahaha….)
     Aku takut mengetahui hasil pemeriksaan itu. bagaimana kalau dokter bilang aku ngga bisa berjalan lagi? Bagaimana kalau dokter itu bilang, kalau kakiku udah ngga bisa sembuh? Aku ngga bisa kalau harus kembali hidup seperti dulu, terkurung dirumah tanpa bisa berbuat apa-apa. Haaaaa….!!!! Menakutkan…=,=’’
   Kemudian, aku akhirnya berani buat berobat, ( itu pun karena takut dimarahi kakak ku. Ternyata, kakak ku itu jauh lebih menakutkan dari rasa takutku sendiri. percaya atau tidak, dia itu adalah orang yang paling menakutkan yang pernah aku temui, wkwkwkwk…)
      Awalnya sich aku takut pas tiba ditempat dokter itu. tapi pas udah berhadapan dengan sich dokter, aku justru jadi lancar ngomongnya, hahaha… ( emang dasarnya aku cerewet kali ya…? Jadi saat lagi takut, aku justru makin lancar ngomongnya. Wkwkwk…) lupakan…=,=!
      And than, setelah aku ngelewatin rasa takut yang hampir membunhuku ( lebayy…haha…), akhirnya aku tahu penyebab rasa sakit yang luar biasa itu. Dokter Djarot…( eh aku belum bilang ya nama dokternya? Ya udah, kenalin namanya Dokter Djarot. Orangnya ganteng and kinclong hahahaha….)
       Penyempitan saraf kaki. Itu yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat aku berjalan. Struktur tulang dilututku juga longgar, ( sumpah, aku ngeri saat tuch dokter menggoyang-goyangkan tulang tempurung lututku yang longgar….ngga lagi dech hiiii….) tapi aku juga ngerasa lucu. Apa? Longgar? Aku berasa menjadi salah satu robot di transformer…hahaha….( sekrup ku longgar men…wkwkwk..)
    Tapi itu terjadi juga bukan tanpa alasan. Akibat seringnya mengalami patah kaki ditulang kaki dulu, lebih tepatnya pada tulang kering di kaki kananku, yang menyebabkan kaki kananku jauh lebih pendek 2cm dari kaki kiriku. Hal ini lah yang menyebabkan ketidak seimbangan pada kaki kiriku dalam menopang berat badanku saat berdiri ataupun berjalan.
      Itulah mengapa kaki kiriku sering bengkak dan terasa sakit saat berjalan. ( kasihan juga ternyata kaki kiriku ini, sejak mulai bisa berjalan kurang lebih 4 tahun yang lalu, kaki kiriku ternyata harus bekerja jauh lebih keras dari kaki kananku…so sad…:’( ) belum lagi aku ini kan termasuk dalam golongan gadis bertubuh subur, a.k.a tambun….ahahahhaa….
      Dokter Djarot pun ngasih solusi untuk mengurangi ‘penderitaan’ kaki kiriku itu. dia menyarankan agar aku membuat sepatu yang sedikit lebih tinggi 2cm dari sepatu kiriku.  
     Nah, ini dia hal yang paling sulit. Entah kenapa aku selalu punya masalah saat harus berbicara mengenai sepatu? Untuk usia 24 tahun, ukuran sepatuku itu jauh dari ukuran normal. 36…itupun kalau ada yang cocok, kalo tidak pasti no 35. ( kakaku bahkan pernah membelikan sepatu flat dari koleksi anak-anak untukku, yang diatas sepatunya tertulis dengan jelas *****KIDS dengan warna cerah , khas anak-anak…menyedihkan plus memalukan =,=” ) tapi mau gimana lagi? Dari pada ngga pake sepatu buat ke gereja? Mau ngga mau, terpaksa mau…

     Jadi sekarang, masalahku nambah lagi kalau mau beli sepatu.     Sepatu terakhir yang aku beli itu, sekitar 5 bulan yang lalu. Itu pun aku sama emak harus keliling semua toko sepatu yang ada di kota untuk menemukan mana yang cocok. ( berasa cinderella aku ya? Hahaha…)
      eh pas nemu, tu sepatu keliatan dari jaman soekarno pula. Warnanya udah bukan lagi putih, tapi agak cream. Tapi gara-gara cuman itu yang pas, ya terpaksa diambil. Dan sialnya lagi, baru sekali aku pake ke gereja, tau-tau udah copot semua. Bener-bener ngga beruntung aku kalau bicara soal sepatu.
    Jadi satu-satunya alternatif saat ini, adalah mencari tempat pembuatan sepatu dan memesan langsung. Biar ngga salah pilih, dan sesuai dengan keadaan kakiku. ( tapi sampe sekarang juga ngga nemu-nemu tempatnya. Cape dech…=,=” )
     Back to the topic, aku akhirnya lega. Ternyata ketakutanku itu, hanyalah sebuah ketakutan kosong yang seandainya jika aku mengikuti perasaan takut itu, maka aku selamanya akan terus menderita dan merasakan rasa sakit.
    Jadi mulai sekarang, aku akan berusaha untuk lebih berani dalam menghadapi kenyataan, sepahit apapun itu. aku harus tetap berdiri kuat untuk menghadapinya. Yaa…, meskipun segala hal pasti mengandung konsekuensi, tapi jauh lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali kan?
     Dan semoga aku tetap sehat, tetap kuat, dan semoga penyempitan saraf ini ngga terjadi lagi. AMIN !!!


No comments:

Post a Comment